GELAR-GELAR YESUS

GELAR-GELAR YESUS.
¢  KRISTUS (MESIAS)
¢  ANAK DAUD
¢  TUHAN
¢  ANAK MANUSIA
¢  ANAK ALLAH

1. KRISTUS.
  • Kristus (ibrani : mashiah : diurapi). Istilah ini dikenakan pada : Seorang raja sebagai yang diurapi oleh Yahweh, Seorang imam untuk melaksanakan tugas keimamatannya, Seorang nabi karena ia diurapi untuk memberitakan Firman kepada umat Israel. 
  • Kristus – dalam Markus. Model Mesias menurut Markus adalah : Mesias yang menderita (mar 8:31; 9:31; 10:33), Mesias rahasia (mar 5:21-24, 35-43; 8:22-30). Mengapa Yesus menurut Markus menyembunyikan identitas kemesiasanNya? Ada 4 model penafsiran : apologetik, epifanik, teologi salib, penyataan histori. 
    •  Model penafsiran apologetik 
      • Dibelius : Yesus tidak dikenal sebagai mesias selama masa pelayananNya sebab Ia dihadapkan dengan lawan-lawanNya yang ingin membunuhNya, maka ia merahasiakan kemesiasanNya itu. 
      • Burkill : Dengan merahasiakan kemesiasan Yesus, Markus ingin menjawab pertanyaan mengapa Yesus ditolak oleh orang Yahudi. 
      • Watson : Rahasia kemesiasan Yesus dari latar belakang kebencian masyarakat Yahudi kepada komunitas Markus. 
      • Kritik Keck : model penafsiran ini sulit diterima karena motif larangan itu ternyata tidak ditaati sehingga identitas kemesiasan Yesus semakin tersebar dalam masyarakat. 
    •  Model epifanik 
      • Hans Jurgen Ebeling : injil Markus dari awal hingga akhir berisi laporan mengenai epifanik Anak Allah, jadi pokok utama bukanlah rahasia mesianik Yesus melainkan penyataan kemuliaan Yesus. 
      • Kritik Raisanen : berdasarkan bahan-bahan Markus jelas terdapat bahan-bahan yang memiliki motif larangan/merahasiakan kemesiasan Yesus.
    • Model teologi salib 
      • Conzelmann : teologi Kristen bukan teologi kemuliaan tetapi teologi salib (mar 8 : 27). Yesus menurut Markus menekankan kesediaan untuk menderita, sebab pengenalan akan identitas kemesiasan Yesus hanya bisa diperoleh melalui penderitaan/jalan salib.
    • Model penafsiran penyataan historis  
      • Strecker dan Dahl : periode sebelum kebangkitan adalah suatu era kerahasiaan. Sekarang sesudah kebangkitan, orang telah hidup dalam suatu situasi yang baru dengan kata lain hanya mereka yang percaya yang memahami secara benar identitas kemesiasan Yesus sebagai mesias yang menderita.
  • Kristus dalam Matius. Matius memakai gelar ini sebanyak 16 kali (terbanyak dibandingkan dengan Markus dan Lukas), gagasan pokok : 1) Yesus sebagai keturunan Daud, 2)Yesus sebagai penggenap janji. 
    • Kingsbury : gelar Yesus sebagai Mesias memiliki pengertian bahwa Yesus adalah orang Yahudi dan memiliki muatan politis; gelar Yesus sebagai Mesias memiliki makna konfesi karena gelar Mesias dihubungkan secara dekat dengan gelar anak Allah 
    • Nolan : gelar Mesias dihubungkan dengan nama Yesus sehingga dapat dipahami sebagai Mesias penyelamat; dan sebagai nabi yang diurapi dengan penekanan pada kuasa untuk mengajar dan menyembuhkan.
    •  Matius menghubungkan istilah mesias dengan gelar-gelar lain yaitu : 1) Dengan nama Yesus (Kristus), 2) Dengan gelar anak Allah, 3) Dengan gelar anak Daud
  • Kristus dalam Lukas. Lukas memakai gelar ini hanya tiga kali yaitu dalam hubungan dengan pengakuan Petrus (9:20), hubungan antara mesias dengan daud (20:41) dan pertanyaan imam besar pada waktu Yesus diadili (22:67). Pandangan Lukas tentang gelar ini ditampilkan dalam 2 cara : 1) Kebangkitan dan penggenapan, dan 2) Penderitaan dan kematian

2.      ANAK DAUD
  • Markus. Markus hanya memakai gelar ini sebanyak 4 kali (mar 10:47, 48; 12:35-37). Lewat sebutan ini Markus ingin menggambarkan Yesus sebagai penyembuh tetapi pada pihak lain ia ingin menekankan kebutaan murid-murid sehingga mereka tidak memahami misi Yesus.
  • Matius. Matius memakai gelar ini sebanyak 10 kali. alasannya : Membuktikan bahwa Yesus adalah mesias anak Daud dan Sebutan anak Daud kemudian berkembang menjadi anak Allah. Kingsbury : sebutan anak Daud digunakan dengan tujuan teologis dan apologetis. Secara teologis menggambarkan Yesus sebagai Mesias Israel yang memenuhi janji Allah kepada Daud dan secara apologetis mengungkapkan kebutaan Israel yang tidak melihat dan menerima Mesias Daud itu sementara orang-orang buta dan orang-orang kafir dapat melihat dan mengakui apa yang Israel dan para pemimpinnya tidak akui.
  • Lukas. Lukas menggunakan gelar ini sebanyak 4 kali. Ia menyadari unsur politis dari gelar ini karena itu ia memberi penekanan pada makna rohani dari gelar ini. Bahwa kerajaan yesus bukan dari dunia inidan keselamatan yang ia bawa bukan berdasarkan suatu perjuangan politik. Keselamatan itu ia karuniakan kepada manusia melalui penderitaan, kematiannya di kayu salib
3.       TUHAN
Gelar Tuhan (kurios) digunakan untuk Allah atau ilah dan pemerintah-pemerintah di Mesir, Yunani dan Romawi.
Dalam budaya romawi gelar ini dikenakan kepada para kaisar, misalnya kaisar domitianus. Ia memaksa rakyatnya untuk menyembah dia sebagai kurios.
Gelar ini dikenakan kepada seseorang dengan maksud untuk menunjuk kepada kekuasaan bahkan status keilahian yang dia miliki.
  • Markus. Markus menggunakan gelar ini sebanyak 7 kali. Tetapi hanya satu kali dikenakan langsung kepada Yesus, yaitu dari seorang perempuan siro-fenisia yang menyapa Yesus sebagai kurios (bisa pula berarti tuan). Dalam Markus istilah ini digunakan dalam pemahaman : 1. Istilah kurios menunjuk kepada Allah (mar 1:3) 2. Istilah kurios dalam pengertian sekuler dapat berarti tuan atau pemilik (mar 2:28). 3. Sejumlah pasal dalam Markus menggabungkan kedua gagasan ini sebagai metafora (mar 11:3). 4. Istilah kurios untuk Mesias (mar 12:36).
  • Matius. Matius memakai gelar ini sebanyak 27 kali. Matius menggunakan istilah ini dalam 2 pemahaman: 1. Sebagai sapaan (mat 27:63) kurios/tuan : terhadap orang yang memiliki wibawa lebih tinggi. 2. Sebagai pengakuan atas kekuasaan (mat 8:25; 14:30; 17:4) kurios/Tuhan : terhadap Yesus sebagai figur yang memiliki kekuasaan yang unik, yang dapat memberikan pertolongan kepada mereka yang mohon kepadaNya.
  • Lukas. Lukas menggunakan gelar ini sebanyak 103 kali. Lukas terutama mengenakan gelar ini kepada Yesus dari sudut pandang dirinya sebagai seorang pengikut Yesus sesudah paskah (luk 24:3, 33-34)
4.   ANAK MANUSIA
Istilah anak manusia/ibrani : ben adam/aram : bar enas/ yunani : ho huios anthropou yang dipakai dalam alkitab terutama PB dapat diterjemahkan dengan ‘seseorang’. Para ahli berpendapat bahwa istilah ini berakar pada dunia apokaliptik Yunani sekitar tahun 165 SM, sebagaimana yang tampak dalam kitab Daniel (dan 7:2-8). Sebutan anak manusia kemudian berkembang juga di kalangan dunia Yahudi dan pada masa Yesus.
  • Markus. Markus menggunakan sebutan ini sebanyak 16 kali dalam pengertian : 1. Gambaran tentang anak manusia yang diambil dari perjanjian lama (yes 52:13-53:12 dan Mar 10:45). 2. Nubuat mengenai anak manusia yang diucapkan oleh Yesus sendiri. 3. Anak manusia dalam kaitannya dengan Tuhan, mesias dan anak Allah (mar 2:28; 14:61,62). 4. Anak manusia dalam kaitan dengan identitas dan misi Yesus (mar 2:1-12) 
  • Matius. Matius menggunakan sebutan ini sebanyak 17 kali dalam pemahaman : Mat 16:27/mar 8:38 (malu berubah menjadi pembalasan), Mat 24:30/mar 13:26, Mat 26:64/mar 14:62. Matius lebih menekankan pada kedatangan anak manusia sebagai hakim pada akhir zaman.
  • Lukas. Lukas menggunakan gelar ini dalam kaitannya dengan tema khusus yaitu :1. Penyelamatan oleh anak manusia (luk 19:1-10; 2:11,12; 3:6; 15:1-7; 8-10;11-32; 4:18-19), 2. Penderitaan anak manusia (luk 22:48;24:7). 3. Kedatangan dan kemuliaan anak manusia (luk 17;22, 30; 18:8; 21:36)
5.      ANAK ALLAH
Anak Allah adalah gelar yang telah digunakan dalam dunia timur tengah purba sebagai suatu penandaan terhadap raja-raja pada waktu itu. Di mesir, para firaun dipandang sebagai anak dari dewa matahari : re, karena itu mereka dikenal sebagai ‘anak Allah’. Gelar anak Allah biasanya dikenakan pada waktu ritus pengangkatan sebagai raja. Pola seperti ini juga terdapat dalam upacara pengangkatan raja Israel. Ketika kekristenan muncul mereka mengenakan gelar ini kepada Yesus yang telah mati dan bangkit itu sebagai sebuah konfesi 
  • Markus. Markus menggunakan gelar ini sebanyak 4 kali dalam rangka membangun sebuah gambaran kristologi yang sentral dengan cara : Yesus ditandai oleh kuasa (mar 3:11; 5:7;9:7) dan Penegasan identitas (mar 1:11; 14:61,62). 
  • Matius. Matius memakai gelar anak Allah sebanyak 16 kali. Sapaan allah sebagai bapa sebanyak 44 kali. Dalam bagian ketiga dari matius sebutan anak Allah digunakan secara spesifik dalam : Cerita pemuliaan di gunung (mat 17:1-8), Perumpamaan tentang penggarap kebun anggur (mat 21:33-46) dan perumpamaan tentang perjamuan kawin (mat 22:1-10), Di hadapan pengadilan Kayafas (mat 26:57-68). 
  • Lukas. Lukas menggunakan gelar ini sebanyak 25 kali dengan memisahkan antara istilah mesias dan anak Allah sehingga kelihatannya keduanya memiliki konotasi yang berbeda.
  • Kehidupan dan Hipotesis Griesbach. Hipotesis Griesbach berpendapat bahwa Injil Matius adalah yang pertama kali ditulis.[1] Injil Lukas ditulis dengan menggunakan Matius sebagai sumber. Kemudian Injil Markus ditulis dengan menggunakan Matius dan Lukas. Hipotesis Griesbach adalah sebuah solusi awal abad ke-19 terhadap masalah sinoptik. Hipotesis ini mengutamakan Injil Matius, menggambarkan bahwa Injil Lukas didasarkan pada Matius, dan Injil Markus didasarkan pada keduanya. Hipotesis ini diajukan sebagai sebuah alternatif terhadap teori-teori tentang prioritas Markus yang berkembang luas saat itu dan hipotesis dua sumber. Apa yang kemudian disebut sebagai Hipotesis Griesbach sudah diantisipasi oleh pakar Britania, Henry Owen (1716-1795), dalam sebuah tulisan yang diterbitkannya pada 1764 dan oleh Friedrich Andreas Stroth (1750-1785) dalam sebuah artikel yang diterbitkannya secara anonym pada 1781. Johann Jakob Griesbach (4 Januari 1745 – 24 Maret 1812), yang kepadanya hipotesis sumber ini pertama kali dikaitkan dan yang untuknya hipotesis ini pernah dinamai, menghubungkan kesimpulannya bahwa Matius adalah yang injil kanonik pertama yang ditulis dan bahwa Lukas, bukan Markus, yang pertama kali memanfaatkan Matius dalam menyusun injil yang kedua dari antara injil-injil kanonik dalam pidato perayaan Paskah di Universitas Jena pada 1783. Belakangan, untuk program-program Paskah di Jena (1789-1790), Griesbach menerbitkan tulisan yang lebih terinci Demonstration that the Whole Gospel of Mark is Excerpted from the Narratives of Matthew & Luke. Karena itu, teori Griesbach adalah salah satu dari, ketergantungan sastra antara kitab-kitab Injil Matius, Lukas dan Markus atau apa yang disebut oleh pakar-pakar berbahasa Jerman, khususnya apa yang kemudian disebut sebagai "hipotesis utilisasi." Menurut Griesbach, urut-urutan historis dari kitab-kitab injil ini ialah, pertama, Matius; kedua Lukas, yang memanfaatkan Matius dan sumber non-Matius lainnya; dan ketiga, Markus, yang memanfaatkan baik Matius maupun Lukas. Dalam mengajukan hipotesis ini, Griesbach mempertahankan prioritas Matius, seperti halnya Augustinus[1] sebelum dia, bersama-sama dengan para pakar lainnya di gereja sebelum abad ke-18. Di masa kini hipotesis Griesbach hanya diikuti oleh segelintir pakar saja (W. R. Farmer 1964, Bernard Orchard 1976, 1982, 1983, 1987, Enoch Powell 1977[2], 1994[3] dan D. L. Dungan), tetapi berbagai masalah yang ditimbulkannya membuatnya kurang dtierima dibandingkan dengan Hipotesis Dua Sumber yang didukung oleh kebanyakan pakar. Karena Farmer menyusun tulisan-tulisan yang panjang lebar yang menentang solusi prioritas Markus yang lebih umum dan mendukung prioritas Matius, solusi ini biasanya disebut Hipotesis Dua Injil karena pendapatnya yang menyatakan bahwa Matius dan Lukas adalah dua injil sinoptik utama sementara Markus adalah karya yang belakangan dan kurang orisional. 
  • Untuk kehidupan dan karya Griesbach, termasuk teks lengkap dari karyanya yang dikutip dalam bahasa Latin dan terjemahan bahasa Inggris, cf. Bernard Orchard dan Thomas R. W. Longstaff (ed.), J. J. Griesbach: Synoptic and Text-Critical Studies 1776-1976, Volume 34 in SNTS Monograph Series (Cambridge University Press, sampul tebal 1978, sampul tipis 2005 ISBN 0-521-02055-7). 
  • Mengapa disebut Perjanjian Baru?  Menurut saya sendiri mengapa harus di sebut perjanjian baru, sebab di dalam pejanjian lama itu masih merupakan rahasia dalam hal ini Mesias yang di janjikan Tuhan untuk menyelamatkan dunia masih dalam upaya untuk dapat mengetahui siapa itu sebenarnya atau sebegai misteri yang di tunggu-tunggu. Dan Perjanjian Lama merupakan hasil dari perjanjian antara Tuhan dengan manusia dengan adanya janji keselamatan lewat Mesias sendiri. Dari itu maka Perjanjian Baru datang dengan adanya janji yang di genapi dalam Firman Tuhan yaitu dengan datangnya Mesias yang benar-benar di janjikan Oleh Tuhan. Sehingga dengan adanya perjanjian Baru maka di dalam perjanjian Baru terutama injil-injil Sinoptik banyak mengangkat tentang kehidupan Yesus Kristus di dunia.

SHARE ON:

Hello guys, I'm Tien Tran, a freelance web designer and Wordpress nerd. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae.

    Blogger Comment

0 komentar: