KEMAJEMUKAN AGAMA DI INDONESIA dan KONFLIK
Pendahuluan
Dalam praktek berbangsa dan bernegara di negara
Indonesia, masyarakat Indoneisa terbagi atas lapisan-lapisan kelasn sosial yang
terbentuk dengan sendirinya dan sudah seharusnya ada dalam struktur sosial
masyarakat. Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang majemuk sehingga
memunculkan keanekaragaman dalam berbagai aspek yang juga menyebabkan adanya
lapisan sosial yang beragam.
Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat berpotensi
membantu bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang bersama. Sebaliknya, jika
kemajemukan masyarakat tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan
menyuburkan berbagai prasangka negatif (negative stereotyping) antar individu
dan kelompok masyarakat yang akhirnya dapat merenggangkan ikatan solidaritas
sosial.
Seperti kita tahu Indonesia adalah negara yang
majemuk di mana kemajemukannya meliputi beberapa hal seperti kemajemulan agama,
ras, dan etnik. Sebagai bangsa Indonesia seharusnya masyarakat Indonesia sudah
terbiasa dan bisa menghargai satu sama lain dalam hal apapun termasuk dalam hal
agama karena berdarkan pancasila dan UUD 45 pun bangsa Indonesia berhak memeluk
agama yang diyakininya.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa
kemajemukan Indonesia tampak pada perbedaan warga maryarakat secara horizontal
yang terdiri atas berbagai ras, suku bangsa, agama, adat dan
perbedaan-berbedaan kedaerahan.
Menurut Robertson (1977), ras
merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik
tubuh tertentu yang diturunkan secara turun temurun.Untuk itu ras yang hidup di
Indonesia antara lain Ras Melayu Mongoloid, Weddoid dan sebagainya. Sedangkan
untuk suku bangsa / etnis yang tersebar di Indonesia sangatlah beraneragam dan
menurut Hildred Geertz di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku bangsa, dimana
masing-masing memiliki bahasa dan identitas kebudayaan yang berbeda.
Namun pada kenyataannya, ternyata banyak terjadi
cela-mencela antar umat beragama bahkan ada yang menimbulkan aksi anarkis di
masyarakat. Tentunya hal ini menjadi keprihatinan semua pihak sehingga perlu
berbagai macam upaya untyuk menjaga kerukunan umat beragama.
Pentingnya
Toleransi Beragama
Kemajemukan agama akan berdampak pada hubungan
antar umat agama. Sayangnya tidak semua orang paham akan pentingnya toleransi
antar umat beragama.
Kebanyakan orang masih menganggap bahwa agama
mereka adalah yang paling benar. Semua agama pasti mengajarkan hal yang baik.
Untuk itu kita harus menjaga agar hubungan antar sesama manusia dapat
berlangsung dengan baik. Manfaat toleransi beragama adalah antara lain
menghindari terjadinya perpecahan dan memperkokoh silaturahmi.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita saling
membutuhkan satu sama lain apalagi dengan tetangga sekitar di mana kemajemukan
agama sangat kental. Jika kita tidak menghormati pemeluk agama lain, tentunya
kita akan sangat kesulitan juka suatu saat memerlukan bantuan.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk memang
memiliki potensi untuk kemunculan suatu konflik akan tetapi tidak dapat
dipungkiri sebagai makhluk sosial yang tidak hanya hidup sendiri, pasti
membutuhkan keberadaan orang lain. Oleh karena itu, interaksi antar individu,
terlebih hubungan antar lapisan masyarakat yang saling bertoleransi sangat
dibutuhkan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan jauh dari konflik yang
bisa memuat Indonesia terpecah belah karena perbedaan.
Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama
Ada banyak cara untuk membangun toleransi dan
kerukunan antar umat beragama dalam rangka menyikapi kemajemukan agama di
Indonesia. Pertama-tama kita garus membangkitkan pengakuan dan kesasaran,
kewajiban dan kebutuhan bersama serta cara-cara dan dasar-dasar untuk
membangkitkan proses komitmen dan penyadaran.
Kita juga harus menyadari bahwa kemajemukan
agama bukanlah hal yang negatif. Justru hal ini memotivasi kita untul saling
terbuka, menghargai, mengakui, berdialog, dan memahami satu sama lain. Hanya
dengan menyapa, orang lain akan merasa diakui. Lakukan hal-hal kecil yang
selama in Anda anggap remeh tapi bisa sangat bernilai bagi orang lain.
Hal-hal kecil tersebut misalnya menyapa,
mengundang, dan segala bentuk interaksi lainnya. Bahkan kita pun juga bisa
berdialog dalam hal apapun.
Biarkan pemeluk agama lain beribadah sesuai
dengan agamanya. Misalnya, ketika hari jumat biarkan umnat muslim pergi ke
masjid. Atau ketika hari, biarkan teman Anda yang beragama Katolik pergi ke
gereja. Dengan demikian orang dengan perbedaan agama tidak akan melihat
perbedaan ini sebagai masalah.
Sebaliknya dengan banyaknya perbedaam, bangsa
Indonesia akan lebih menyadari bahwa perbedaan tersebut merupakan pengikat, jangan pernah
merasa bahwa perbedaan adalah jurang pemisah. Pandanglah kemajemukan agama
sebagai bentuk budaya indonesia yang yang terkenal dengan keaneragamannya.
=========================================
PUSTAKA
Nasikun. 1995. “ Struktur Majemuk Masyarakat
Indonesia dalam Masalah Integrasi
Nasional”, dalam Sistem Sosial Indonesia.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) .
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi
AspekHermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007).
Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI
PRESSKuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
0 komentar:
Posting Komentar